Kamis, 18 Desember 2008

Potensi Ternak Domba

Potensi ternak kecil yaitu domba (Ovis) dan kambing cukup menyebar secara merata ke seluruh wilayah. Ternak domba atau kambing tidak memerlukan dukundan lahan yang luas apabila dibandingkan dengan budi daya ternak besar. Ternak domba lebih populer di kalangan petani dibandingkan dengan ternak kambing. Ternak domba, biasa dijadikan tabungan jangka pendek petani, secara priodik memiliki permintaan cukup tinggi, yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Beberapa kecamatan yang memiliki populasi ternak cukup banyak adalah Kecamatan Cisayong, Sukaraja, Bojonggambir, Sodonghilir, Salawu, Salopa, Karangnunggal, dan Cibalong.


A. PROSPEK PASAR


Permintaan domba yang paling potensial secara reguler datang dari kota-kota besar seperti Bandung, dan JaBoTaBek. Ternak domba dari Tasikmalaya juga dipasarkan ke wilayah Cirebon. Konsumen reguler daging domba ini adalah para pedagang sate. Di samping permintaan lokal, regional, dan nasional, pasar ternak domba masih cukup terbuka untuk negara di lingkungan Asia Tenggara sendiri, seperti Brunai Darussalam, Malaysia, dan Singapura Para peternak yang sudah berorientasi pasar sudah sangat menguasai kapan dia harus membeli bakalan dan kapan harus menjualnya kembali. Pasar ternak domba memiliki siklus reguler yang tetap, sehingga mudah dijadikan bahan pertimbangan oleh para peternak. Maka dari itu ternak domba di mata peternaknya dianggap sebagai tabungan keluarga.


Produk lainnya dari ternak domba adalah kulit. Pasar kulit domba cukup prospektif. Kulit domba merupakan bahan baku untuk berbagai peralatan rumah tangga dan barang kerajinan. Prospek pasar kulit domba melebihi prospek pasar daging domba. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya para pembeli kulit domba yang sudah menyerahkan uang di muka kepada runah-runah potong hewan, jauh-jauh hari sebelum ternak domba tersebut dipotong. Tidak dapat dipungkiri bahwa harga ternak domba mengalami fluktuasi, sebagaimana halnya terjadi pada harga hasil ternak yang lainnya. Namun demikian, sesuai dengan pola fluktuasi permintaannya fluktuasi harga ternak domba tidak terlalu tajam. Bandingkan misalnya dengan fluktuasi harga ternak unggas yang kurang stabil dan tidak dapat diprediksi oleh para peternak pada umumnya. Pergerakan harga ternak domba relatif dapat diikuti dan dapat diprediksi oleh para peternak. Misal pada saat musim kurban harga ternak cukup tinggi dan saat yang tepat untuk para peternak untuk menjual peliharaannya. Dengan demikian peternak domba relatif dapat mengendalikan pasar bila dibandingkan dengan peternak komoditas lain yang hanya sebagai penerima harga (price taker).


B. DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL


Usaha ternak domba sudah tidak asing lagi bagi masyarakat petani Kabupaten Tasikmalaya. Namun demikian kebanyakan pengusahanya masih bersifat sampingan, belum sepenuhnya berorientasi komersial. Skala pemilikan usaha ternak domba yang dilakukan para petani berkisar antara 2 sampai 6 ekor. Usaha ternak domba hampir menyebar dengan merata di seluruh kecamatan bagian selatan dan utara Tasikmalaya. Jenis domba unggul yang banyak dipelihara di Tasikmalaya adalah domba lokal yang biasa disebut Domba Garut. Keunggulan domba tersebut antara lain pertumbuhannya yang cepat, bobot dan postur tubuh yang baik, serta produktivitasnya cukup tinggi (rata-rata beranak 2 ekor dalam masa satu kali kehamilan).


C. PELUANG DAN KELAYAKAN INVESTASI

Berdasarkan hasil perhitungan, untuk mencapai skala ekonomis pada usaha ternak domba minimal dipelihara 8 ekor. Pada skala delapan ekor usaha ternak domba mencapai titik impas. Usaha ternak domba dalam satu kali proses produksi dengan skala usaha sepuluh ekor memperoleh laba rata-rata Rp.1.118.000. Masa satu kali produksi adalah 3 bulan atau 100 hari. Dengan demikian pendapatan usaha ternak domba dalam kurun waktu satu tahun pada skala usaha 10 ekor ±Rp. 3.354.000. R/C ratio usaha tersebut 1,23. Artinya setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan dalam usaha ternak domba, dalam 3 bulan menghasilkan penerimaan Rp.1,23. Dengan kata lain keuntungan ternak domba dalam waktu 3 bulan sebesar 23%.


TabelAnalisis Usaha Ternak Domba


Keterangan:
• Pakan Hijauan 6-8 kg/ekor/hari
• Pakan Penguat 0,5-1 kg/ekor/hari
• Obat-obatan Rp.10.000/ekor/tahun (dewasa)
• Luas kandang 1m2 /ekor
• Biaya pembuatan kandang Rp.50.000/m2 dengan umur ekonomi 10 tahun

1 komentar:

  1. Assalamualikum..

    mas saya sangat5 tertarik dengan artikel yang mas sofyan tulis, bagus dan memberi inspirasi..
    tapi ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan terkait penjualan hasil ikutan ternak berupa kulit domba, kira-kira sentra pengolahanya dimana ya mas???
    kemudian untuk usaha panggemukan domba sendiri kendala yang dihadapi seperti apa ya??? kok belum ada di artikel mas, terutama terkait teknis lapang???

    BalasHapus