Minggu, 31 Mei 2009

Prinsip Pencegahan Penyakit pada Ternak

Pukul 8 malam telepon genggam saya berbunyi. Nun jauh di sana terdengar menanyakan sesuatu, "Pak, kalau kambing kembung obatnya apa ?" Saat itu juga saya langsung menjawab tahapan penanganan kembung dari teknis tradisional sampai menggunakan obat-obatan kimia.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu lebih dari duapuluh kali saya terima, baik dari peternak binaan dari seluruh Indonesia, atau dari mantan peserta pelatihan dari Sabang sampai Merauke, kadang juga dari teman-teman dulu waktu kuliah dari barat sampai timur nusantara. Berbagai pertanyaan tentang penanganan penyakit biasanya datang apabila telah terjadi kasus penyakit di lokasi penanya. Setiap akhir menjawab pertanyaan selalu saya sampaikan bahwa pengobatan penyakit itu mudah tetapi mahal. Namun yang lebih penting adalah pencegahan penyakit itu lebih mudah dan lebih murah daripada pengobatan penyakit. Berarti kata kuncinya adalah pencegahan penyakit.

Jika dilihat dari komponen biaya produksi masalah penanganan dan pencegahan penyakit hanya sekitar 6% dari total biaya produksi, tetapi dampak yang ditimbulkannya pada saat akan panen produksinya dapat berpengaruh mencapai 60% bahkan hingga 80%. Oleh karena itu, manajemen kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem usaha ternak.
Kerugian-kerugian ekonomi akibat ketidakfahaman manajemen kesehatan ternak meliputi :

(a) gangguan pertumbuhan (pertambahan bobot badan harian rendah)
(b) dewasa kelamin atau umur beranak pertama terlambat
(c) daya reproduksi terganggu
(d) efisiensi pakan rendah, dan
(e) kematian ternak.

Di dalam ilmu kesehatan selalu ada keterikatan antara 3 faktor yaitu tubuh (ternak), agen penyakit (mikroorganisme dan parasit), dan lingkungan (pemelihara, ternak lainnya, makan dan minuman, kandang, dan iklim). Apabila ketiga faktor tersebut dalam posisi seimbang maka tubuh (hewan) tersebut dikatakan sehat (tidak menunjukkan gejala sakit). Jadi sehat itu bukan berarti di dalam tubuhnya tidak ada penyakit, tetapi tubuh (pertahanan tubuh) mampu menetralisir penyakit tersebut sehingga tidak menunjukkan gejala penyakit. Gangguan atau perubahan pada salah satu faktor di atas akan menimbulkan gejala suatu penyakit, sehingga akan terjadi sakit. Dari ketiga faktor tersebut yang paling penting adalah pengendalian faktor lingkungan, karena perubahan lingkungan ke arah yang buruk akan meningkatkan kuantitas dan kualitas penyakit serta penurunan ketahanan tubuh.
Jumlah atau daya infeksi yang meningkat dari sebuah penyakit, sedangkan kondisi tubuh tetap, akan menimbulkan gejala penyakit karena pertahanan tubuh tersebut tidak mampu melawan peningkatan kuantitas dan kualitas penyakit. Sebaliknya, meskipun jumlah penyakit tidak meningkat tetapi pertahanan tubuh menurun, juga akan menimbulkan munculnya gejala penyakit. Peningkatan jumlah dan kekuatan penyakit serta penurunan pertahanan/kekebalan tubuh sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang kotor akan memudahkan peningkatan jumlah bibit penyakit. Perubahan iklim, perubahan tempat tinggal, dan adanya rangsangan dari luar akan menyebabkan hewan stress yang menyebabkan hewan mengalami penurunan ketahanan tubuh. Kondisi tersebut akan menyebabkan hewan sakit.
Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa manajemen dan pengendalian kandang, orang yang berinteraksi (seperti pegawai kandang atau pemilik), hewan lain yang ada di kandang, pakan dan minuman, serta iklim merupakan langkah penting dalam pengendalian kesehatan ternak. Tindakan pengendalian faktor lingkungan biasa disebut dengan istilah biosecurity.
Sebuah contoh kasus pertanyaan tentang kembung bisa kita bahas secara singkat. Kita asumsikan bahwa dalam hal penanganan ternak yang kembung semua peternak sudah mampu menangani. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana pencegahan kembung. Seperti penjelasan di atas bahwa jika menemukan satu kasus penyakit maka kita harus menelusurinya dari ketiga faktor di atas, yaitu : tubuh (ternak), penyakit, dan lingkungan.
Sebagai mana kita ketahui bahwa kembung adalah sebuah gangguan metabolisme di dalam tubuh, yaitu kelebihan gas di dalam lambung. Jika kita berbicara gangguan metabolisme berarti yang paling berpengaruh adalah makanan (lingkungan). Jadi yang perlu ditelusuri adalah lingkungan dalam hal ini makanan. Apa yang dimakan ternak sebelum terjadi kembung? Ada bahan apa di dalam makanan yang menyebabkan kembung? Pada kondisi bagaimana bahan tersebut bisa muncul? Bagaimana perlakuan kita terhadap makanan agar bahan penyebab kembung tersebut hilang atau berkurang sehingga tidak menyebabkan kembung?.

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan menuntun kita melakukan langkah-langkah pencegahan. Misalnya yang dimakan ternak adalah rumput atau hijauan. Bahan yang ada di dalam hijauan yang menyebabkan kembung adalah gas. Gas tersebut akan diproduksi dalam jumlah banyak apabila hijauan masih berumur muda dan kandungan airnya tinggi atau hijauan dalam keadaan basah. Kandungan air yang tinggi akan memproduksi gas dalam jumlah banyak sehingga gas di dalam lambung meningkat dari kapasitas normalnya. Ada juga hijauan yang mengandung gas berbahaya tertentu seperti gas sianida pada daun singkong. Untuk mengurangi gas berarti harus mengurangi kadar air atau mengurangi kandungan gas berbahaya.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gas penyebab kembung adalah tidak memberikan langsung hijauan yang basah atau mengandung gas tertentu. Cara mengurangi atau menghilangkan gas tersebut bisa dengan cara dilayukan (dijemur) sampai kering agar kadar airnya menurun. Bisa juga dengan cara mencacah atau memotong-motong hijauan yang akan diberikan. Dengan langkah tersebut air atau gas berbahaya akan menguap dan berkurang, yang pada akhirnya akan mengurangi penimbunan gas di dalam lambung. Dengan langkah tersebut akan terhindar dari kemungkinan terjadinya kembung karena gas yang ada di lambung masih dalam tingkat kemampuan lambung untuk menampungnya dan akan dikeluarkan secara alami sedikit-demi sedekit.

Contoh tersebut bisa diterapkan pada kasus-kasus penyakit lainnya, baik penyakit infeksius (yang disebabkan oleh mikroorganisme) atau penyakit gangguan metabolisme. Jika penyakit infeksius yang terjadi, maka lingkungan yang perlu ditelusuri adalah kondisi lingkungan yang bisa menurunkan pertahanan tubuh (seperti stress, perubahan cuaca, perubahan makanan, perubahan kandang, dan sebagainya) dan kondisi lingkungan yang dapat meningkatkan jumlah atau kekuatan penyakit (seperti kandang yang kotor, sanitasi yang buruk, lalu lintas ternak sakit atau pegawai kandang yang membawa penyakit, atau penularan penyakit dari luar). Khusus pada penyakit infeksius dalam rangka pencegahan penyakit senantiasa untuk menjalankan program biosecurity secara ketat dan vaksinasi secara teratur jika dibutuhkan.

Jika semua peternak mampu menerapkan langkah-langkah prinsip pencegahan penyakit seperti di atas maka tidak akan pernah terjadi kasus penyakit yang muncul berulang kali dalam satu periode produksi. Kalau pun pernah terjadi maka akan menjadi data yang akan dijadikan rujukan dalam menentukan kebijakan pencegahan penyakit di masa yang akan datang. Dengan penurunnya kejadian penyakit berarti tingkat produksi akan meningkat dan tentunya secara ekonomi akan meningkatkan keuntungan usaha. Selamat mencoba. Wallaahu a’lam bishshawaab (AS).
sumber

1 komentar:

  1. Jual murah singkong sortiran ukuran kecil / krucil kondisi segar baru fress Rp.700/kg, Kulit singkong & bonggol Rp. 300/kg. sangat bagus untuk pakan sapi, kambing, domba, babi & unggas. Juga bisa untuk bahan tepung pakan ternak. Siap 16 ton / hari. CONTAK PERSON Bpk. HERU DI MALANG - JATIM. HP / WA 081334272800 website www.belisingkongsegar.blogspot.com

    BalasHapus